ASEAN Universities Festival of Art 2011 (part 1)

ASEAN Universities Festival of Art 2011 (AUFA) yang diadakan di Universiti Kebangsaan Malaysia pada tanggal 6 – 9 Oktober 2011 telah berakhir dengan meninggalkan banyak kenangan dan pengalaman baru untukku.

Acara ini diikuti oleh 5 negara yaitu Malaysia, Indonesia, Vietnam, Thailand dan Filipina. Kami ber-23 yang berasal dari UKM mewakili negara Indonesia. Penampilan yang kami persembahkan diantaranya tarian, puisi dan lagu daerah.

Tarian yang kami bawakan adalah tarian dari daerah Aceh, yaitu Rateeb Meuseukat dan Ranup Lam Puan. Puisi berbahasa daerah dibawakan oleh 2 orang. Dan lagu daerah dibawakan oleh Annisa dan Big Head Band.

Untuk AUFA, kami telah persiapan beberapa minggu sebelumnya. Aku berada dalam tim tarian. Berhubung tarian yang kami bawakan pernah dibawakan sebelumnya, maka kami pun tidak begitu kewalahan untuk menghapal gerakan. Hanya saja, ada beberapa orang baru dalam tim kami. Maka untuk tim Rateeb Meuseukat ada 14 orang dan tim Ranup Lam Puan 5 orang.

Ini untuk pertama kalinya, aku mendapat kesempatan untuk tampil di event Internasional dengan membawa nama negara di atas panggung besar kebanggaan UKM, Dewan Tun Abdul Razak (Dectar). Rasa bangga dan cemas bercampur aduk. Apalagi beberapa pendapat yang disampaikan oleh LO kami bahwa kami masih kurang persiapan.

Hari pertama di Dectar, Kamis-6 Oktober 2011. Aku masuk satu kelas dan kemudian izin meninggalkan kelas berikutnya pada pukul 9am. Sesampainya di Dectar, kami diajarkan tarian Finale alias tarian penutup oleh Pegawai Kebudayaan. Kami juga disuruh membuat tarian introduction untuk memperkenalkan negara masing-masing. Jadilah kami ber-8 membawa mixing-dance : Tor-tor, Pendet, dan tarian dari Jawa Barat hanya dalam 2x8 gerakan saja. Untuk malam ini, kami hanya waktu tampil selama 5-10 menit per negara. Tarian Rateeb Meuseukat pun kami cut . Hanya ada 3 gerakan.

Malamnya, pukul 8.00pm, acara dimulai. Kami cukup kewalahan dengan bermake-up dan memasang jilbab karena waktu magrib yang cukup berdekatan dengan waktu performance. Apalagi untuk Introduction, Indonesia-lah yang pertama dipanggil. Tapi untunglah, kami sampai tepat pada waktunya dan tarian Introduction sukses kami bawakan.

Untuk opening ceremonial ini, rasa cemas dan grogi masih bisa ku kuasai karena kami sudah cukup persiapan untuk 3 gerakan tarian rateeb meuseukat yang ini. Puisi berbahasa Toraja yang dibawakan Syarah vina dan bang Afif pun sukses membuatku merinding dengan ending meledak. Persembahan kami tutup dengan lagu Ayam Den Lapeh dan Apuse oleh Kak Annisa dan Bilal dkk.

Setelah semua negara tampil, tarian Finale pun dibawakan. Tarian ini tidak begitu terbebani kepada para anggota delegasi karena pegawai kebudayaan lah yang memimpin dan berada di baris paling depan. Tarian ini sangat menyenangkan. Apalagi gerakan tarian India nya. Semua penari sangat menikmati.

Selanjutnya kami makan malam bersama semua peserta dan VIP. Kami dilayani layaknya seorang tamu besar. Begitu menyenangkan. Berfoto bersama tim delegasi yang lain juga merupakan hal yang wajib bagi kami. Dan first impression yang sangat bagus oleh tim Vietnam kepadaku. Mereka ternyata sangat ramah dan bersahabat. Suka tersenyum dan menyapa. Dan mengucapkan ‘bye’ kepada kami sebelum mereka kembali ke Rumah Tetamu.

Sebelum bubar, tim Indonesia belajar Poco-Poco. Kami diminta untuk membawakannya esok setelah tarian Finale. Aku memang sudah terbiasa dengan Poco-poco. Jadi, Poco-poco terasa begitu menyenangkan bagiku.

Hari ini diakhiri dengan senyuman. Hati dan pikiranku terasa lebih ringan karena telah berhasil melaksanakan satu tugas. Kami pun kembali ke kolej masing-masing pukul 01.00am.

(to be continue...)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOOK REVIEW – PELUKIS JALANAN & ARKITEK JALANAN BY TEME ABDULLAH

My University Life (Part 1)

10 KUALITAS PRIBADI YANG DISUKAI