Indahnya Berbagi

Ini adalah sebuah kisah. Kisah yang diceritakan oleh adik saya sendiri. Kisah nyata tentang kehidupan temannya. Tentang persaudaan. Tentang indahnya berbagi. Tentang perpisahan.

Sebuah pertanyaan spontan yang diajukan adik saya kepada temannya ini membuat ia bercerita tentang kejadian yang menakdirkan ia masih ada sampai sekarang. Pertanyaannya sungguh sederhana

“Kamu berapa bersaudara?”

Teman adik saya menjawab, “ Dua. Aku dan kakakku. Hanya saja kakakku sudah tiada.”

Jawabannyalah yang membuat adik saya tertarik untuk bertanya satu pertanyaan lagi.

“Kenapa?”

Teman adik saya pun menceritakan sebuah cerita kepada adik saya. Cerita yang diceritakan adik saya cukup singkat dan padat. Ia bercerita kepada saya tidak sampai 5 menit.

Sebut saja teman adik saya bernama Andi. Andi ini sekarang masih seusia adik saya. 13 tahun, namun ia memiliki penyakit jantung. Dulunya ia tinggal di ibukota Jakarta. Andi memiliki seorang kakak perempuan yang hanya terpaut satu tahun darinya. Sang kakak mengetahui penyakitnya dan tidak ingin adiknya memiliki penyakit jantung. Dokter mengatakan bahwa untuk sembuh, Andi harus melakukan transplantasi jantung.

Tidak tahu kenapa, sang kakak bersikeras untuk mentransplantasikan jantungnya kepada adiknya, saat itu juga. Dokter mengatakan bahwa kakaknya masih belum cukup umur. Namun akhirnya dokter mengalah dan mentransplantasikan ‘sesuatu’ (yang adik saya sendiri tidak tahu bagian jantung yang mana) dari jantung kakaknya kepada Andi.

Transpalntasi berhasil. Andi masih dapat bermain dan tertawa bersama dengan kakaknya. Seminggu setelah operasi, kakak Andi mengalami muntah darah. Tidak tahu bertahan sampai berapa hari, akhirnya kakaknya Andi berpulang ke rahmatullah.

---------------------------------------------------------------------

Sungguh mulia dia. Ia benar-benar menyayangi adiknya. Bahkan ia rela berbagi ‘jantung’. Saya saja terkadang untuk berbagi makanan atau meminjamkan alat-alat elektronik harus bertengkar hebat dahulu dengan adik saya.

Berbagi itu indah. Terima kasih kawan, engkau kembali menyadarkan ku tentang arti berbagi. Semoga kau bahagia disana. Walaupun kau telah tiada, jantungmu masih berdetak di dalam raga adikmu. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOOK REVIEW – PELUKIS JALANAN & ARKITEK JALANAN BY TEME ABDULLAH

My University Life (Part 1)

10 KUALITAS PRIBADI YANG DISUKAI